Mengenal Garis Sempadan Bangunan dan Fungsinya

Nita Sejatining Tyas – Homify Nita Sejatining Tyas – Homify
Rumah Tinggal - Bpk. Dasman Hadi, graha reka arsidea graha reka arsidea Casas unifamiliares Ladrillos
Loading admin actions …

Ketika hendak mendirikan bangunan termasuk rumah, Anda tentu berpikir, berapa jauh jarak ideal dari bangunan ke muka jalan. Selain itu, terpikir pula tentang berapa jarak yang tepat dari bangunan Anda ke bangunan tetangga, bukan? Nah, jarak ini dikenal dengan istilah Garis Sempadan Bangunan atau GSB.

Lewat Buku Ide kali ini, yuk, kenali lebih dalam apa itu Garis Sempadan Bangunan serta apa pula fungsinya!

Pengertian Garis Sempadan Bangunan atau GSB

Dalam pasal 13 Undang-Undang No. 28 Thn 2002 dijelaskan, Garis Sempadan Bangunan atau GSB adalah sebuah garis yang menjadi batas jarak bebas minimum dari sisi paling luar sebuah massa bangunan terhadap batas lahan yang dikuasai. Dari pengertian ini, dapat ditarik kesimpulan, GSB merupakan batas bangunan yang diizinkan dalam pembangunan rumah maupun gedung.

Ada pula patokan dan batasan dalam mengukur luas GSB, yakni garis tengah jalan, tepi sungai, tepi pantai, rel kereta api dan jaringan tegangan tinggi. Jadi, apabila kebetulan sebuah rumah berada di pinggir jalan raya, berarti garis sempadannya diukur mulai dari garis tengah jalan tersebut hingga sisi paling luar bangunan di tanah yang dikuasai oleh pemiliknya.

Sementara, faktor penentu Garis Sempadan Bangunan adalah letak atau tempat dari lokasi berdirinya bangunan tersebut. Untuk sebuah rumah yang berdiri di pinggir jalan, maka yang menentukan GSB-nya adalah fungsi dan kelas jalan. Sementara, bila bangunan terletak di lingkungan pemukiman, maka kisaran standarnya yakni sepanjang 3 – 5 meter.

Menentukan Bangunan Terluar Berdasarkan GSB

Sisi bangunan terluar sebenarnya masih menjadi hal yang rancu dalam pandangan masyarakat. Ada yang mengatakan bahwa sisi bangunan yang terluar adalah pagar rumah tersebut. Namun, sebenarnya sisi terluar itu dimulai dari sisi luar fisik bangunan yang dimaksud. Artinya, mulai dari pondasi, sloof, pasangan bata, pintu, jendela, atap serta plafon.

Dalam merenovasi sebuah rumah, apabila ingin menambah bangunan hingga melewati batas Garis Sempadan Bangunan maka hal tersebut masih dapat ditolerir. Namun, untuk melakukannya juga tidak boleh sembarangan. Pasalnya, ada sejumlah hal yang masih bisa dibenarkan yaitu berlaku untuk bangunan yang bersifat struktur, dan tidak untuk bangunan yang sifatnya ruang. 

Misalnya bila Anda ingin menambahkan pergola untuk menyangga atap carport. Maka, dalam pembuatannya tidak boleh dilakukan semaunya. Berdasarkan aturan Garis Sempadan Bangunan, atap pergola tak boleh menjorok sampai ke lahan atau luar pagar.  Selain itu, fungsi carport juga tidak boleh diubah (contohnya, menjadi gudang atau ruang tidur). Sebab, hal ini melanggar aturan sehingga Anda dapat terkena sanksi dari pemerintah.

​Tujuan Adanya GSB untuk Bangunan

Dibuatnya undang-undang dan peraturan tentang Garis Sempadan Bangunan bertujuan untuk menciptakan keteraturan dan keamanan di area pemukiman sekitar rumah. Bayangkan bila aturan seputar GSB sama sekali tidak ada dan semua orang boleh memaksimalkan lahan di sekitar bangunan sesuka hati. Tentu, lingkungan pemukiman akan tampak amat semrawut, bukan?

Contoh lainnya, misalnya seseorang membuat ruangan atau kamar baru yang melebihi batas GSB hingga jadi terlalu dekat ke pagar. Lalu, ada lagi penghuni lain yang membuat carport hingga melewati batas pagar dan bahkan batas jalan. Tanpa adanya jarak aman antar bangunan, maka pemukiman tersebut akan terlihat berantakan dan jadi tak sedap dipandang.

Tidak hanya soal estetika, tujuan dibuatnya Garis Sempadan Bangunan juga terkait dengan faktor keamanan bagi para pengendara kendaraan bermotor yang melintas di depan sebuah rumah. Contoh paling umum yakni rumah yang terletak di simpang jalan, atau yang juga dikenal dengan istilah rumah hook.

Rumah hook cenderung lebih rawan menyebabkan kecelakaan di jalan, terlebih bila mengabaikan batas GSB. Sebab, rumah ini berpotensi membuat pengendara yang melintas tidak dapat melihat adanya pengendara lain dari arah berlawanan.

​Syarat dan Ketentuan untuk Memenuhi GSB

Terdapat beberapa syarat dan ketentuan dalam memenuhi aturan GSB. Rumah yang letaknya berada di persimpangan jalan harus memperhatikan dua GSB yakni dari kedua sisi bangunan, depan dan samping. Namun seringkali hal tersebut terlupakan oleh pemilik bangunannya. Sehingga hanya satu GSB yang mereka gunakan sebagai acuan dalam membangun. Alhasil, beberapa orang dalam membangun sengaja memajukan bangunan mereka sampai terlalu ke depan atau juga terlalu ke samping, hingga melewati batas GSB dan melanggarnya. Namun, GSB samping tak hanya diperuntukkan bagi rumah yang berada di persimpangan jalan. Baik GSB samping dan GSB belakang ditujukan untuk semua bangunan rumah.

Persyaratan Garis Sempadan Bangunan diuraikan dalam penjelasan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441 Tahun 1998 mengenai Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Berdasarkan Keputusan Menteri tersebut, kita juga harus memperhatikan GSB samping dan belakang bangunan. Adapun persyaratan yang harus dilakukan untuk memenuhi GSB samping dan belakang tersebut adalah:

- Bidang dinding paling luar tak boleh melebihi batas pekarangan

- Jarak struktur dan pondasi bangunan terluar haruslah sekurang-kurangnya 10 cm ke arah dalam batas bangunan

- Bila ingin melakukan perbaikan atau renovasi bangunan yang awalnya memakai bangunan dinding batas bersama bangunan yang ada di sebelahnya, syaratnya adalah membuat dinding batas di samping dinding batas yang lama.

- Untuk bangunan rumah tinggal yang kondisinya rapat, maka tak ada jarak bebas samping, namun penentuan jarak bebas belakang yakni minimal setengah dari besarnya garis sempadan muka bangunan.

Selain besaran Garis Sempadan Bangunan, ada pula estetika yang terkait dengan peletakan komponen struktur dan perlu diperhaikan dalam membangun. Untuk bukaan jendela dalam bentuk apapun, pembuatannya tidak boleh dengan menempatkannya di dinding batas pekarangan. Syarat ini juga berlaku untuk pemasangan glass block.

​Efek Membangun Tanpa Memerhatikan GSB

Meski syarat dan ketentuan GSB sudah ditetapkan, hingga kini, tak sedikit masyarakat yang masih saja membangun semaunya tanpa memperhatikan aturan GSB. Padahal, hal ini dapat merugikan diri sendiri, karena berisiko membahayakan bangunan sendiri.

Selain itu, kerugian tidak hanya akan terjadi pada bangunan, lho. Sebab, membangun tanpa memperhatikan GSB dapat dikenakan sanksi dari pemerintah sesuai dengan yang tercantum di dalam peraturan perundang-undangan. Sanksinya cukup beragam, mulai dari peringatan secara tertulis hingga perintah untuk membongkar bangunan, atau bahkan bisa juga dikenakan denda.

​Sanksi Pelanggaran GSB Menurut Undang-Undang

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, maka seseorang dapat dikenakan sanksi bila melanggar ketentuan Garis Sempadan Bangunan. Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2002 mengenai Bangunan Gedung, setiap pemilik bangunan yang melanggar aturan GSB akan dikenakan sanksi administratif.

Sanksi administratif yang dimaksud cukup beragam dan bertingkat-tingkat. Mulai dari peringatan secara tertulis, pembatasan kegiatan pembangunan, penghentian pelaksanaan pekerjaan sementara atau tetap, pencabutan izin yang sudah dikeluarkan, serta perintah untuk pembongkaran bangunan.

Di samping sanksi yang telah disebutkan tadi, ada juga sanksi tambahan, berupa denda sebesar maksimal 10% (sepuluh persen) dari nilai bangunan yang sedang dibangun atau telah dibangun tersebut.

Pentingnya Memperhatikan GSB

Memperhatikan GSB merupakan salah satu poin yang sangat penting. Tak sekadar bertujuan agar bangunan perumahan tertata rapi, teratur, indah serta tidak menganggu kondisi area dan pemukiman yang terdapat di sekitar bangunan, GSB juga memiliki fungsi lain, seperti menciptakan ruang terbuka di depan rumah.

Dengan adanya ruang terbuka, hunian Anda tentu akan terasa segar dan asri, bukan? Sebab, ruang terbuka dapat dimanfaatkan sebagai area penghijauan, memperlancar sirkulasi udara, dan juga sebagai daerah resapan air. 

Selain itu, penerapan GSB yang benar lebih memungkinkan untuk menyelamatkan bangunan ketika terjadi bencana seperti kebakaran. Sebab, keberadaan jarak antar bangunan mengantisipasi kemungkinan api menyebar dengan lebih mudah dan cepat. 

Nah, bagaimana? Setelah membaca Buku Ide ini, Anda sudah lebih mengerti seputar Garis Sempadan Bangunan serta fungsinya, bukan? Tak sekadar perlu diikuti karena terdapat dalam peraturan perundang-undangan, garis imajiner yang satu ini ternyata juga memiliki beragam manfaat untuk bangunan serta hunian Anda. Jadi, pastikan Anda tak mengabaikannya saat membangun. 

Sudah siap membangun rumah anda? Pastikan anda tahu cara menghitung biaya membangun rumah anda dengan tepat, ya.

¿Necesitas ayuda con tu proyecto?
¡Contáctanos!

Destacados de nuestra revista